Diskusi Peran Ahli Geologi dalam Infrastruktur Indonesia di Geoweek 2017

Masih tergabung dalam rangkaian Geoweek 2017, Departemen Teknik Geologi UGM menggelar konvensi bersama antara Seminar Nasional Kebumian ke 10 dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Ahli Air Tanah Indonesia (PIT-PAAI) Rabu (13/9). Acara tersebut akan dilaksanakan selama dua hari untuk Seminar Nasional Kebumian dan tiga hari untuk PIT-PAAI bertempat di gedung Grha Sabha Pramana, UGM.

Secara umum, acara yang dilaksanakan antara lain kompetisi poster, kompetisi paper, dan diskusi panel dari narasumber-narasumber ahli. Acara dimulai pukul 08.00 WIB dan dibuka dengan diskusi panel pertama oleh PIT PAAI bertajuk Konferensi Air Tanah dengan topik Kebijakan Air Tanah Indonesia. Dalam konferensi tersebut, hadir empat narasumber ahli air tanah yaitu Moh. Mova Al’Afghani, Beria Leimona, Rachmad Hidayad, dan Aan Noerhasanah.

Diskusi panel kedua oleh Seminar Nasional Kebumian 10 mengundang tiga narasumber yakni Paulus Kurniawan, Dosen Luar Biasa Teknik Sipil UI, Syamsul Maarif, Kepala BNPB, dan Sukmandaru Prihatmojo, Ketua IAGI,  yang membahas mengenai peran ahli geologi  dalam pembangunan infrastruktur Indonesia. Diskusi dimoderatori oleh Dwikorita Karnawati, Guru Besar Teknik Geologi UGM.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia, Moch. Basoeki Hadimoeljono, turut hadir sebagai pembicara utama pada konvensi ini. Dalam materinya, beliau mengungkapkan bahwa pemerintah telah membuat target pembangunan jalan tol sepanjang 1000 km dalam jangka waktu lima tahun. Dari target yang telah dibuat, pemerintah optimis bahwa target tersebut dapat dilampaui hingga mencapai 1800 km. Ini menjadi kemajuan yang signifikan karena sebelumnya, hanya 800 km jalan tol yang bisa dibangun dalam kurun waktu 40 tahun.

Walaupun mengejar target yang begitu besar, pembangunan jalan tol tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Pasalnya, pembangunan tanpa didasari perencanaan yang matang dapat memicu pendeknya umur fungsi konstruksi. Di tahap perencanaan, beberapa faktor alam seperti bencana alam, kondisi dan jenis tanah, serta curah hujan turut diperhatikan demi menjaga struktur dan umur konstruksi.

“Setiap daerah memiliki karakter geologi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penanganan tanah dan batuan agar bisa mendukung konstruksi di tiap daerah pun berbeda. Contohnya, dalam pembangunan jalan trans Palembang-Indralaya, karakter batuan di daerah tersebut tersusun atas tanah rawa yang liat dan jenuh air. Jenis tanah tersebut sangat buruk jika dijadikan dasar konstruksi karena mudah memuai dan mengempis jika terkena cuaca panas atau dingin,” ujarnya. Problem tersebut disiasati dengan penyedotan air hingga tanah menjadi kering. Selanjutnya, konstruksi baru bisa dibangun di atasnya.

Di akhir sesi, Basuki berpesan bahwa ahli geologi tidak hanya berkiprah di industri migas, tetapi juga di bidang pembangunan. “Ahli geologi memiliki posisi strategis dalam pembangunan. Dalam kementrian PUPR, segala perencanaan pembangunan harus meminta saran dari ahli geologi.” pungkasnya.

Seminar Nasional Kebumian ke 10 dan PIT PAAI ini juga dimeriahkan oleh stan SKK Migas serta stan pameran hasil ekspedisi Nugroho Imam Setiawan di Antartika. Konvensi ditutup dengan Kongres PAAI dengan agenda pemilihan ketua baru dan lokasi PIT tahun mendatang. (ANM)

Ketua IAGI, Sukmandaru Priharmojo membawakan materi mengenai Peran Ahli Geologi dalam Pembangunan Infrastruktur dalam konvensi bersama, Seminar Nasional Kebumian 10 dan PIT-PAAI 2 di Gedung Grha Sabha Pramana UGM, Rabu (13/09). Dalam sesi tersebut hadir pula Paulus Kurniawan, Dosen Luar Biasa Teknik Sipil UI dan Syamsul Maarif, Kepala BNPB, sebagai pembicara.

Moch. Basoeki Hadimoeljono, Menteri PUPR Indonesia, memberikan materinya di Seminar Nasional Kebumian 10 dan PIT PAAI 2 hari Rabu (13/09) di Gedung Grha Sabha Pramana UGM.